MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH PADA KELOMPOK TANI TERNAK SETUJU LEMBU
POANG PURWOASRI METRO
(Laporan Kunjungan Lapang MK Manajemen
Usaha Ternak Perah)
Oleh :
Kelompok 7
DANI ARIESTAMA (07140610 )
FURI NURSYAMSI (0714061040)
I MADE ADI JAYA (06140610 )
IVAN ZULFIKAR (0714061045)
SRI SEVTIA AYUNING (0714061060)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan HidayahNYA lah laporan
ini dapat terselesaikan. Terima kasih penyusun ucapakan kepada bapak Arif
Qisthon, bapak Yusuf, Ibu Mucharomah.P sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Usaha Ternak Perah, teman-teman sesama praktikan, warga desa
purwoasri, dan bapak-bapak anggota kelompok tani ternak setuju lembu poang yang
mana telah memperkenankan kami untuk dapat melakukan kegiatan turun lapang ini
di desa Purwoasri tersebut. Dan kepada berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini.
Laporan ini disusun sebagai syarat
penilaian praktikum mata kuliah manajemen usaha ternak perah. Dan laporan ini
juga menjelaskan tentang keadaan manajemen peternakan sapi perah yang ada di
daerah Purwoasri Metro Lampung Tengah. Dengan nama Kelompok Tani Ternak Setuju Lembu
Poang.
Sekali lagi penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar lampung, 03 Januari 2010
Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan : Manajemen
Peternakan Sapi Perah Di Kelompok
Tani Ternak setuju Lembu Poang
Tempat kunjungan : Desa Purwoasri Metro
Lampung Tengah
Tanggal kunjungan : Desember 2009
Nama : I MADE ADIJAYA (07140610 )
DANI ARIESTAMA (07140610 )
IVAN ZULFIKAR (0714061045)
FURI NURSYAMSI (0714061040)
SRI SEVTIA. A (0714061060)
Kelompok : 7 (tujuh)
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Bandar Lampung, 03,Januari
2010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR………………………………………………………...i
LEMBAR
PENGESAHAN…………………………………………………..ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….…...iii
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang………………………………………………...1
B.
Tujuan………………………………………………………....2
II.
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….…...3
III.
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan…………………………………….…………..8
B.
Cara Kerja……………………………………………………..9
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan…………………………………………….10
B.
Pembahasan…………………………………………………..11
V.
KESIMPUILAN…………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan usaha peternakan sapi
perah di Indonesia
(on farm) beserta industri belum begitu maju pesat, dan kurang berkembang.
Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang keras dari segala komponen
yang terkait, mulai dari peternak sampai dengan pemerintah.
Sistem peternakan sapi perah yang ada di
Mata kuliah Manajemen Usaha Ternak
Perah mengadakan kunjungan lapang ke peternakan sapi perah milik rakyat. Peternakan
sapi perah yang tergabung dalam kelompok tani ternak setuju lembu poang berdiri
pada tahun 2002, yang merupakan sub-kelompok tani setuju desa Purwoasri kota Metro. Awal
berdirinya kelompok tani ini dipelopori oleh 5 orang yang merasa perduli pada
perkembangan potensi peternakan yang ada di desa tersebut. Awal berdirinya kelompok
tani ini, mendapat bantuan sapi sebanyak 5 ekor. Dari tahun-ke tahun semakin
bertambah bantuan sapi yang ada.
B. Tujuan
Tujuan dari diadakannya kunjungan
lapang ini adalah :
1.
Mengenalkan mahasiswa kepada peternakan sapi perah
rakyat.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manajemen
pemeliharaan sapi perah.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemerahan, perkawinan
atau reproduksi dan handling susu serta pemasaran.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak perah adalah ternak yang
dapat memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan
produksi susu sampai jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau
lepas susu. Jenis ternak perah yang ada antara lain sapi perah, kambing
perah dan kerbau perah. Ternak perah diperlihara khusus untuk diproduksi
susunya. Produksi susu
nasional belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Dengan
demikian impor susu dan produk susu tetap dilaksanakan. Proyeksi produksi
susu, konsumsi susu dan impor susu akan terus meningkat, sehingga perlu
peningkatan populasi dan efisiensi produksi susu serta diversifikasi ternak
perah. Pemeliharaan kambing perah merupakan salah satu alternative upaya
diversifikasi ternak perah dan peningkatan produksi susu (Warmanto, 2000).
Sapi Friesian Holstein
Sapi ini juga dikenal dengan nama Fries Holland atau sering disingkat FH. Di Amerika
bangsa sapi ini disebut Holstein , dan di
negara-negara lain ada pula yang menyebut Friesien. Tetapi di Indonesia sapi
ini popular dengan sebutan FH. Sapi FH merupakan populasi terbesar, bahkan
hampir di seluruh dunia, baik di negara-negara sub-tropis maupun tropis.Bangsa
sapi ini mudah beradaptasi di tempat baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH
ini juga yang terbesar diantara bangsa-bangsa sapi perah yang lain. Di
Indonesia, kecuali menggunakan sapi FH murni sebagai sapi perah, khususnya di
Jawa Timur, banyak pula diternakkan sapi Grati, yakni hasil persilangan antara
Friesian Holstein dan sapi lokal Ongole.
Pemeliharaan Sapi Perah
Pada manajemen pemeliharaannya,
sebelum memulai beternak sapi perah, banyak hal yang harus dipersiapkan dan
diperhitungkan secara matang, karena ini sangat menentukan keberhasilan
peternakan. Minimal ada 3 hal yang harus
dipersiapkan dan dipertimbangkan, yakni lokasi kandng dan lahan Hijauan Makanan
Ternak (HMT), ketersediaan air, serta keberadaan bibit sapi perah.
Manajemen Perkandangan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk
ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang
tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran,
sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran
yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Perkawinan
Secara umum hampir sama waktunya.
Biasanya selain ditentukan oleh umur juga ditentukan oleh bobot badan sapi
apakah sapi sudah dapat dikawinkan apa belum. Untuk sapi FH pertama kali dapat
dikawinkan pada umur 18 bulan dengan bobot badan ± 363 kg.
·
Manajemen Pemerahan
Persiapan Pemerahan
Yang harus diperhatikan dalam persiapan pemerahan yaitu :
1. Bersihkan
kandang tempat pemerahan dari segala kotoran.
2. Sapi
yang hendak diperah ambingnya,cuci atau bersihkan badannya untuk mencegah
kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian tersebut jatuh dalam susu pada
waktu sapi tersebut diperah.
3. Beri
pakan konsentrat lebih dahulu supaya sapi tersebut dalam keadaan tenang.
4. Alat-alat
susu (ember susu, kan
susu) harus bersih, oleh karena itu alat-alat susu yang dipakai untuk. menampung
dan menyimpan susu sebelumnya harus dicuci bersih. Dalam pembersihan alat-alat
susu tersebut sebaiknya menggunakan air sabun (detergen) yang hangat-hangat
kuku dan memakai sikat untuk menghilangkan bekas-bekas susu yang masih menempel
pada alat susu tersebut. Jangan pakai serbet atau lap, karena lap hanya
melicinkan atau meratakan kotoran. Kemudian bilas dengan air bersih dan
keringkan.
5. Mengikat
ekor, terutama dilakukan pada sapi-sapi yang sering mengibas-ngibaskan ekornya,
karena dapat mengganggu pemerah dan kotoran yang terdapat pada ekor sapi
tersebut dapat mencemari susu dalam ember yang dipakai untuk memerah. Sebaiknya
ujung ekor sapi tersebut diikatkan pada salah satu kaki belakangnya.
6. Mencuci
ambing perlu dilakukan untuk mengurangi pencemaran kuman daiam susu, agar susu
yang dihasilkan bersih dan tidak mudah rusak. Disamping itu pencucian ambing
akan menggertak keluarnya susu dan memudahkan pemerahan. Ambing dicuci dengan
air bersih yang panas (50--60°C) dengan menggunakan lap yang bersih, kemudian
ambing yang telah dicuci bersih dikeringkan dengan memakai handuk yang kering
dan bersih. Pencucian ambing akan lebih baik bila dilakukan dengan cairan
chloor yang mengandung 150--200 mg chloor per liter air.
7. Orang
yang memerah hendaknya tangannya bersih dan memakai pakaian yang bersih.
8. Uji
mastitis hendaknya dilakukan setiap melakukan pemerahan yaitu dengan memerah
pakai tiga jari {ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah) pada setiap puting 2
atau 3 pancaran susu ke cangkir atau piring alumunium yang bagian dalamnya
dicat hitam untuk mengetahui ada tidaknya kelainan susu yang terdapat dalam
susu misalnya : darah, atau nanah. Hal ini menunjukkan adanya mastitis {radang
ambing). Puting yang mengeluarkan susu abnormal harus disishkan lebih dulu dan
diperah yang terakhir sesudah selesai memerah sapi-sapi yang sehat ambingnya.
Susu yang abnormal harus dipisahkan dari susu yang baik, sebab bila dicampur
akan mengakibatkan kerusakan pada semua susu hasii pemerahan, Susu yang
abnormal setetah dimasak dapat diberikan pada anak sapi, jika kualitasnya tidak
begitu buruk.
Manajemen
kesehatan
Program
kesehatan dalam peternakan sapi perah harus dijalankan secara teratur, terutama
di wilayah yang sering terjadi penyakit menular, seperti TBC, brucellosis, PMK,
radang limpa. Di wilayah dengan penyakit tersebut hendaklah sapi diberikan
vaksinasi secara teratur dan melakukan sanitasi dan desinfeksi pada kandang,
peralatan dan pekerja kandang.
Manajemen
Produksi
Susu segar
yang dihasilkan harus segera ditangani dengan cepat dan benar. hal ini
disebabkan sifat susu segar yang sangat mudah rusak dan mudah terkontaminasi.
faktor pakan sangat menentukan pertumbuhan, yaitu bila
kualitas pakan baik dan diberikan dalam jumlah yang cukup maka pertumbuhan
ternak menjadi cepat dan akan terjadi sebaliknya bila pakan yang diberikan
berkualitas jelek. (TILLMAN et al. (1998)).
Komponen hijauan merupakan pakan
utama ternak sapi perah untuk meningkatkan produksi susu, ditambah pakan
penguat. Di daerah sentra ternak sapi perah dibutuhkan ketersediaan hijauan
rumput unggul sebagai pakan secara kontinyu baik pada musim kemarau ataupun
musim penghujan. Kondisi ini merangsang peternak yang mempunyai lahan menanam
rumput gajah, karena penghasilannya menguntungkan dibandingkan dengan tanaman pangan
atau hortikultura. Dengan potensi sumberdaya lahan yang memenuhi syarat tumbuh
rumput gajah, menanam rumput gajah tidak tergantung musim. Pada musim kemarau
bisa dipanen dua kali dan pada musim penghujan bisa tiga kali, sedangkan masa
produksinya sampai tiga tahun ( Prasetyo, A 2005 ).
III.
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
·
Sample sapi
·
Pita ukur
·
Meteran
·
Recording
·
Alat tulis
·
Sepatu boot
·
Jas leb
·
Kamera digital
B. Cara Kerja
Pengkajian atau pengamatan ini dilakukan pada kelompok
tani ternak (KTT) sapi perah Setuju Lembu Poang desa Purwoasri Metro. Materi
ternak sapi perah yang digunakan sebanyak 4 ekor yang berasal (dilahirkan)
induk sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH).
Metode
kerja praktikum ini adalah dengan :
melakukan pengamatan terhadap
peternakan sapi perah kelompok tani“Ternak Setuju Lembu Poang” desa Purwoasri kota Metro
melakukan Tanya jawab atau diskusi
dengan pengelola peternakan sapi perah,
melakukan pengisian recording
dan kuisioner yang telah diberikan
melakukan pengukuran kandang (panjang,
lebar, tinggi), dan membuat lay out kandang
mengukur
lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak sapi perah untuk menghitung
bobot tubuh menggunakan rumus schroorl.
Dalam pengamatan ini juga dilakukan pengamatan terhadap manajemen
pakan, pemeliharaan, kebersihan kandang, kebersihan dan kesehatan sapi,
produksi dan reproduksi sapi, serta pemerahan yang dilakukan ditempat berbeda,
yaitu di kandang milik ketua kelompok tani ternak setuju lembu poang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
|
|
|||||||||||||
Gambar 1. lay out kandang
B. Pembahasan
Ternak perah adalah ternak yang
dapat memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan
produksi susu sampai jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau
lepas susu. Jenis ternak perah yang ada antara lain sapi perah, kambing
perah dan kerbau perah. Ternak perah diperlihara khusus untuk diproduksi
susunya.
Sistem peternakan sapi perah yang
ada di Indonesia
masih merupakan jenis peternakan rakyat yang hanya berskala kecil dan masih
merujuk pada sistem pemeliharaan yang konvensional. Keberhasilan usaha
peternakan sapi perah sangat tergantung dari keterpaduan langkah terutama di
bidang pembibitan (Breeding), pakan, (feeding), dan tata laksana (management).
Ketiga bidang tersebut kelihatannya belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal
ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan peternak serta masih
melekatnya budaya pola berfikir jangka pendek tanpa memperhatikan kelangsungan
usaha sapi perah jangka panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman peternak tentang manajemen sapi perah yang baik
sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan ekonomi.
Pemeliharaan sapi perah pada umumnya bertujuan untuk
memperoleh susu dan anak sapi (pedet). Produksi susu yang diperoleh merupakan
hasil harian bagi peternak sapi perah, sedangkan pedetnya dapat digunakan
sebagai ternak pengganti atau dapat dijual sewaktu-waktu apabila peternak
membutuhkan uang tunai.
Kebanyakan masyarakat desa Purwoasri merupakan petani
tanaman pakan,hortikultura. Namun ada 13 KK yang juga merupakan peternak, yaitu
sapi perah. Peternakan sapi perah ini tergabung dalam kelompok tani ternak setuju
lembu poang berdiri pada tahun 2002, yang merupakan sub-kelompok tani setuju
desa purwoasri metro lampung tengah.Awal berdirinya kelompok tani ini
dipelopori oleh 5 orang yang merasa perduli pada perkembangan potensi
peternakan yang ada di desa tersebut. Dengan jumlah awal sapi 10 ekor. Kelompok
tani ternak ini di ketuai oleh bapak Suwondo, kemudian sekretarisnya adalah
bapak Sarji. Dengan beranggotakan bapak Supri, bapak Dwi Wiyoto, bapak Wiman.
Bantuan sapi pertama yang didapatkan oleh kelompok tani ternak ini sebanyak 5
ekor yang didatangkan dari pulau Jawa. Tahun 2003 bertambah 5 ekor. Kemudian
tahun – tahun berikutnya terus mendapatkan bantuan lagi, masing-masing 2006 sebanyak
15 ekor, 2007 sebanyak 10 ekor. Pada tahun-tahun tersebut bantuan yang didapat
tidak hanya berupa sapi, tetapi seperti pada tahun 2007 bantuan yang didapatkan
berupa kamar susu, pompa air, unit pengolahan limbah, pabrik pakan mini, dan
alat pengolahan pakan. Tahun berikutnya 2008 bantuan yang didapat dengan
program Agribisnis sapi perah berupa dana Rp300.000.000,- . bantuan ini oleh
kelompok tani ternak setuju lembu poang di belikan sapi perah sebanyak 14 ekor
dan juga dana untuk perbaikan kandang juga pendirian kandang baru. sekarang
jumlah anggota 13 orang. Salah seorang anggota dari kelompok tani ternak setuju
lembu poang yang kami wawancara adalah bapak Nugroho, yang memiliki 5 ekor sapi
dengan 4 ekor sapi perah dan 1 ekor sapi pedaging dan dengan umur yang
berbeda-beda.
Manajeman pemeliharaan yang dilakukan pada ternak milik
bapak Nugroho pada dasarnya sama seperti peternak sapi perah pada umumnya.
Sesuai dengan data wawancara yang didapat yaitu;
1. Pemeliharaan kebersihan
Yang diperhatikan adalah kebersihan
dari sapi tersebut, dengan memandikannya,
ini dimaksudkan untuk kebersihan badan dan kulit sapi agar terbebas dari
mikroorganisme, parasit yang dapat menimbulkan penyakit. selain itu juga agar
dala produksi susu yang dihasilkan bersih dari kotoran dan juga agar sapi tetap
sehat karena respirasi kulit baik sehingga metabolisme akan baik juga. Selain
itu kandang juga perlu diperhatikan kebersihannya dengan rajin dibersihkan
setiap hari pagi dan sore.
Dalam pemeliharaan sapi perah milik
bapak Nugroho ini tidak pernah dilakukan pemotongan kuku, dishorning dan dehorning.
Karena tanpa dilakukan itu semua kuku dan tanduk tidak menggangu laju
pertumbuhan dan juga produksi susu sapi-sapi tersebut.
2. Manajemen pakan dan minum
Pemberian pakan dan minum pada
peternakan ini dilakukan secara ad libitum. Dengan pemberian pada pagi
hari berupa rumput gajah / kolonjono, pada siang hari diberikan konsentratDengan
pakan berupa hijauan dan konsentrat sekitar 2 kg dengan ditambahkan onggok
sebanyak 1 ember (onggok basah), kemudian sore hari diberikan lagi rumput. Minum
yang diberikan sedikit di berikan dedak didalamnya, karena jika hanya dengan
air saja sapi tidak mau minum.
Hijauan yang diberikan pada ternak
berupa jenis rumput gajah, kolonjono dan tebon (jagung). Pakan berupa hijauan
ini didapatkan oleh Bapak Nugroho dari lahan sendiri. Selain hijauan dan
konsentrat. Secara keseluruhan di kelompok tani ternak ini bahan konsentrat
yang sering dipakai dan tersedia adalah bungkil kelapa sawit,onggok,dedak, hijauan
( batang jagung muda).
3. Pengendalian penyakit
Masalah yang umumnya terjadi pada teranak sapi perah
disini adalah Roboh. Dan ini biasanaya terjadi pada induk. Ini diduga karena
kurangnya adaptasi ternak tersebut terhadap iklim daerah desa tersebut. Karena
umumnya induk yang roboh merupakan induk baru datang atau pertama kali
melahirkan. Masalah kesehatan lain sama seperti pada umumnya. Untuk mencegah
ini semua dilakukan pengobatan rutin 3 bulan sekali dari Poskeswan. Pengobatan
yang dilakukan berupa pemberian vitamin, pemberian obat cacing, dengan metode
cekok dan injeksi, lalu sering juga ditambahkan mineral pada air minum.
4. Manajemen Perkandangan
Peternakan yang kami amati memiliki
1buah kandang dengan ukuran panjang kandang 10,5 m lebar 3,5 m tinggi 3 meter.
Tiang pada kandang menggunakan paralon dengan diameter 22,5 cm. bahan yang
digunakan pada pembuatan kandang berupa batako, semen, pasir, genteng, paku,
paralon, kayu balok dengan modal keseluruhan ± Rp 2.000.000,-. Untuk
kapasitasnya sendiri kandang ini memiliki 3 blok yang masing-masing 1 bloknya
untuk 3 ekor sapi perah.
Dilokasi kandang yang kami amati
terdapat 1 buah kandang lama yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan
onggok, lalu pada bagian belakang kandang terdapat bak untuk pembuatan bio gas,
namun sudah lama tidak berfungsi. Kandang ini juga memiliki sebuah pondokan
yang biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan pakan hijauan.
5. Manajemen Pemerahan
proses pemerahan yang kami lihat
berbeda temapat yaitu pada ternak milik bapak Supriyono. Karena pada sapi milik
bapak Nogroho belum bias diperah. Frekuensi pemerahan dan waktu pemerahan yaitu
2 kali dalam satu hari, pada waktu setelah subuh dan pada waktu sore hari yaitu
sekitar pukul 17.00 wib. kegiatan yang dilakukan pada waktu persiapan pemerahan
yaitu :
1.
membersihkan kandang dari kotoran sapi;
2.
memandikan sapi;
3.
mengikatkan sapi pada tiang penyangga kandang;
4.
menyediakan ember penampung susu yang bersih;
5.
membersihkan ambing dan puting dari kotoran yang
menempel dan
diberikan PK agar lebih steril.
6. Manajemen Perkawinan
Pada peternakan kelompok tani
ternak setuju lembu poang 90 % adalah dengan system perkawinan buatan (IB).
dengan umur ± 1,5 tahun. rata-rata S/C adalah 1 sehingga tidak perlu melakukan
IB berulang kali, Calving interval terjadi selama 12--18 bulan dengan jarak
beranak (service period) 4--5 bulan sedangkan yang baik adalah berkisar
antara 2 bulan. Munculnya kembali birahi setelah beranak yaitu 40--60 hari.
Induk sapi yang roboh juga diduga
karena kekurangan mineral, karena itu bapak Nugroho memberikan Ultra Mineral
kedalam tambahan air minum sapi. Kami dapatkan bahwa Ultra mineral
tersebut,mengandung :
Komposisi :
Ø
Calsiun Carbonat 50%
Ø
Phosphor 25%
Ø
Manganese 0,35%
Ø
Iodium 0,20%
Ø
Kalium 0,10%
Ø
Capprum 0,15%
Ø
Sodium Clorine 23.5%
Ø
Iron 0,80%
Ø
Zincum 0,20%
Ø
Magnesium 0,150%
Aturan pakai :
Ø
2 kg UM untuk pencegahan dalam 100 kg Makanan
penguatnya setiap hari
Ø
Untuk pengobatan manggunakan 4 kg Um dalam 100
kg makanan penguat setiap hari
V.
KESIMPULAN
Dari pengamatan dan pembahasan yang
kami lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Ø
Kendala yang sering dialami dan sampai saat ini
masih terjadi adalah roboh
pada induk, ini dikarenakan kurang
adaptasi terhadap iklim.
Ø
Untuk pemasaran dari produksi susu yang dihasilkan
dilakukan oleh anggota
masing-masing pemilik kepada warga
sekitar.
Ø
Bantuan rumah susu yang didapatkan oleh kelompok
tani ternak setuju lembu
poang kurang berfugsi, karena produksi
susu yang dihasilkan masih kurang
dari target produksi.
DAFTAR PUSTAKA
ANGGORODI, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Jakarta .
Junaidi. 2008.
Pakan Sapi Perah. http://tmtnews.wordpress.com/2008/07/29/pakan-sapi-perah/
Suryanto,
Bambang; Santosa, Siswanto Imam; Mukson. 1988. Ilmu Usaha Peternakan. Semarang , Fakultas
Peternakan UNDIP.
Sutardi, T dan M. Djohari.
1979. Hubungan kondisi faali sapi laktasi dengan kebutuhan
makanannya. Bull. Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor ,
Permainan Live game 12D merupakan taruhan online yang dimainkan dengan menggunakan sebuah bola yang digelindingkan pada sebuah papan datar.
BalasHapusPapan tersebut memiliki 49 kolom yang terdiri dari 48 kolom dengan angka 1 hingga angka 12, dan 1 kolom jackpot yang terdapat di tengah papan. Pada 48 kolom tersebut, terdapat warna merah dan hitam yang menghiasi angka 1 sampai angka 12.
Jenis Taruhan Yang Tersedia Dalam Bermain Permainan Live Game 12D
1. Permainan Tebak 1 Nomor
2. Permainan Tebak 2 Nomor
3. Permainan Tebak 4 Nomor
4. Permainan Tebak Kolom
5. Permainan Tebak Baris
KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA
Promo Bonus menarik dari BOLAVITA :
> BONUS NEW MEMBER 10%
> BONUS SETIAP HARI 5%
> BONUS REFERRAL 10%
> BONUS ROLLINGAN 0.5%
Transaksi bisa dilakukan melalui :
=> PULSA ( XL & TELKOMSEL )
=> E-wallet (OVO, LINK AJA, GO-PAY, JENIUS dan DANA)
=> Bank (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, CIMB NIAGA dan DANAMON)
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
✔ INSTAGRAM : @bola.vita
✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc